Purple Bobblehead Bunny Feel for You ~ Transient Piece of Life ~: Feel for You

Newest Post

// Posted by :Unknown // On :Sabtu, 22 November 2014




                Kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, memaafkan setiap kesalahan, dan sabar menanggung segala sesuatu. Di satu titik, aku ingin menjadi seperti kasih, seperti kasih yang sejati. Namun perasaan manusia ini selalu dipenuhi dengan iri, dengki. Aku tak bisa mengontrol segalanya. Ingatanku seakan tak terarah, aku sadar namun tak sadar. Sebuah kesadaran semu yang ada di depan mata. Suatu saat ketika aku benar-benar menyadarinya, aku akan merasa sangat menyesal padanya. Apakah aku kesalahan di balik semua ini? Ataukah itu memang dia?
                Pagi itu benar-benar tak pernah kuduga, simfoni bunga sakura mengalun indah bersama dengan berhembusnya angin. Pagi yang cerah, awal musim semi di kotaku. Sungguh cerah, namun tak secerah hatiku. Kau bisa menilaiku sebagai gadis yang ceria, namun jangan coba kau intip ke dalam. Kau akan menemukan hal yang seharusnya tak di sana. Mungkin sebagian telah menjadi mozaik beku dan cangkang telur yang keras, mungkin sebagian lainnya telah meleleh. Di balik topeng ceria yang selalu menghiburmu, sebuah tangisan keras meluncat keluar dari bibirku.
                Siang itu juga indah, siang saat matahari menyilaukan mataku di musim panas. Sebuah bunga senyuman juga mekar di mulutku, namun aku telah mengalahkan air hujan dengan air mataku hingga aku tak bisa menangis lagi. Terkadang aku bertanya, kapankah aku bisa bangkit? Sekali kala aku mempercayainya segenap hatiku, sekali ia menghianatiku dan begitu seterusnya. Kucoba tutupi perasaan sedihku ini di hadapannya, berusaha tak berburuk sangka saat melihatnya berlarian di tepi pantai.
                Sore itu sangat menawan, daun-daun berguguran menemani senja di tepi danau. Cahaya kuning mentari yang hangat menyiram tubuhku. Akankah aku juga bercahaya dan menghangatkan seperti itu? Kata-kata maafmu masih berdengung di telingaku dan sekali lagi aku memaafkannya. Kapankah aku berdamai dengan hatiku? Aku selalu berharap, tak peduli meski itu harapan palsu. Saat aku sendiri, aku selalu menangis. Mengingat apa yang terjadi hari ini, aku mulai membenci diriku.
                Malam itu tenang, bintang-bintang salju berkilauan berjatuhan di depan jendelaku, mengintip bagian mozaik di dalam hatiku. Bahkan mozaikku lebih beku dari bintang salju itu. Apa yang terjadi padaku? Aku terlalu lama memendam rasa ini hingga jam di dalam diriku berhenti, meninggalkan sebuah mozaik beku. Aku telah bersabar dalam empat musim ini dan akahkah aku terus begini?

                Angin meniup rambutku lembut, membiarkan air mataku mengering. Dia, apakah dia tetap di sini? Kurasa ya, tapi dia juga memasuki level baru dimana aku tak bisa mengejarnya. Mungkin aku akan tetap berada di dalam dunia empat musim ini, dimana lingkaran itu akan terulang lagi. Aku memegang harapan ini, berharap janjinya dulu tersampaikan. Oh, datanglah padaku janji yang membosankan.

// Copyright © 2012 ~ Transient Piece of Life ~ //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //